Jumat, 14 November 2014

kurikulum 2013



Kurikulum baru
Malam hari,,
            Angin berhembus kencang dan dinginnya musim kemarau perlahan seperti bisikan. Sebenarnya Nay tinggal memejamkan kedua matanya di tempat yang cukup berantakan dengan aksesoris buku-buku pelajaran yang menghiasi kamar itu, namun Nay tidak bisa tidur.
Buku yang sedang di bacanya tersimpan di balik bantal tempat tidurnya. Namun sampul buku itu seakan-akan menekan telinga Nay dan mengajaknya untuk menikmati tulisan-tulisan yang ada di halaman-halamannya. Mungkin buku itu memperingatkan Nay karena besok ada ulangan. Selama 5 bulan yang lalu telah menjadi awal sekaligus mengubah begitu banyak hal tentang dunia pendidikan. “huahhhhhh hh..!! besok ulangan pelajaran yang dapat membuatku tambah gila”. Begitulah ucapan Nay kalau ada ulangan pelajaran yang ia tak sukai. Ia pun kembali mengambil benda persegi keras yang ada di balik bantalnya.
Sekarang dunia pendidikan memang menggunakan kurikulum baru, kurikulum yang menjengkelkan bahkan ada beberapa anak yang menganggap kurikulum baru tersebut menjadikan mereka seperti robot. Sekarang siswa yang harus aktif , mencari referensi sendiri, bahkan sekarang siswa sendiri menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Pagi hari ,
            Nay berada di salah satu sekolah SMK di Jawa Tengah Indonesia yang mempunyai bangunan-bangunan megah, yang terlihat mewah jika di lihat karena ada beberapa taman dan juga beberapa pepohonan yang menghiasi sekolah itu. Ia berjalan menuju ruang kelas yang nampak rapi dan juga megah, sebagian temannya sibuk dengan bukunya dan seolah seperti dukun yang sedang membaca mantra , mereka sibuk mempersiapkan materi untuk ulangan di jam pertama. Dan bel pun berbunyi
.........Kringgggg,,,
Pertanda semua siswa harus berada di dalam kelas untuk menerima pelajaran. Setelah guru datang dan ketua kelas menyiapkan semuanya untuk berdoa maka ketika akan ulangan, muncul perintah dari guru  “keluarkan kertas”. Nay pun juga terlihat menikmati ulangan menjengkelkan itu “emmm.. akan ku coba untuk menuliskan nama dan memegang bolpen ini, inikan siasat  salah satu guru saat akan ulangan, ada keajaiban apa setelah ini, aku akan membuktikannya”  ucap Nay dalam hati.
Setelah 20 menit berlalu Nay pun nampak bingung , karena tidak ada keajaiban , kertas ulangannya nampak masih kosong, sedangkan teman-temannya terlihat hampir selesai. Maka Nay pun dengan daya ingat saat menghafalkan materi semalam mencoba mengerjakan soal ulangan dengan raut muka agak kesal “ ternyata sia-sia setelah aku menuliskan nama dan memegang bolpen tidak ada keajaiban, mungkin aku akan mendapatkan nilai nol,”
Waktu pergantian pelajaran pun telah berbunyi, kini semuanya sudah harus siap menerima pelajaran lain.  Di kurikulum baru ini guru hanya menjelaskan sekitar 20 menit sisanya siswa yang harus aktif,, setelah guru yang mengampu pelajaran itu selesai menjelaskan maka beliau akan  bertanya kepada siswanya “ apakah ada pertanyaan??” serempak akan menjawab “tidak” begitupun dengan Nay, maka guru akan berkata “ ini sudah bukan kurikulum lama, jadi kalian harus aktif” . Mendengar semacam itu Nay berpikir dan berkata dalam hati “ aku akan berpura-pura menjadi siswa aktif, aku akan tertawa ketika guru-guru mengajak bercanda siswanya di dalam kelas, aku akan menanyakan semua pertanyan yang mungkin aku sudah tau jawabannya, agar semua orang mulai memandangku sebagai siswa yang aktif, dan aku akan mendapat nilai minimal B. ”
Kurikulum baru ini memang membuat sebagian anak merasa  stres karena banyaknya tugas, dan harus mencari referensi sendiri,  “ huh,, sebenarnya aku harus bangga atau menjadi gila untuk kurikulum baru ini?? apakah  Aku harus bangga karena aku menjadi robot yang punya perasaan dan di kendalikan oleh tugas-tugas dari guru yang ini, yang itu dan yang ini lagi,itu lagi dan bla,,blaa, atau aku harus gila karena harus di kejar dengan tugas-tugas dan juga waktu?” ungkap Nay dalam hati yang sedikit kesal.
Namun mau bagaimana lagi, semua sudah di tetapkan dan semua sudah berjalan, jadi  mau tidak mau harus menelan semua kepahitan di kurikulum baru ini.
Setelah pelajaran usai Nay segera Pulang, dan dalam perjalanan pulang ia pun mengatakan sesuatu pada dirinya sendiri “Tidak ada artinya menyesali yang  sudah terjadi, Tidak perduli seberapa hebat penderitaan itu. Aku akan terus berjalan, walaupun dengan kurikulum yang membuat darahku seakan mendidih, namun secara otomatis aku akan tetap maju” .


...............END..............

Minggu, 07 September 2014

CERMIN DIRI